Di era digitalisasi ini, Industri musik telah mengalami transformasi besar dan telah membuka peluang bagi para musisi untuk mendistribusikan lagu melalui digital platform music. Sayangnya, masih banyak masyarakat — bahkan pelaku industri — yang belum memahami sepenuhnya hak, kewajiban, serta pentingnya peran pencipta lagu dalam ekosistem musik.
Banyaknya karya lagu yang telah didistribusi tidak memperoleh izin resmi lisensi dari pencipta, pemilik hak cipta atau pihak yang memiliki hak distribusi. Tindakan tersebut mendatangkan kerugian atas hak moral dan hak ekonomi bagi para pemilik hak cipta.
Untuk itu hal ini menjadi tantangan baru untuk Mahar Pustaka Nusantara yang bergerak dalam publishing musik untuk memberikan pemahaman mengenai cara kerja industri musik. Dimana dengan adanya sosialisasi pencipta sekaligus pelaku musik akan membantu dalam meningkatkan kesadaran bagi para penggunanya untuk mengoptimalisasikan karya lagu yang diciptakan, pendataan asset lagu yang benar, penggunaan lisesni secara legal dan mekanisme pemberian royalty untuk pemegang hak atas kekayaan intelektual.
Dengan adanya mengadakan Workshop Pencipta Lagu – Gorontalo 2025, Mahar Pustaka Nusantara bertujuan untuk mengedukasi kepada para pencipta lagu untuk memahami tentang hukum dan perlindungan Hak Cipta (UUHC), Mengenalkan pentingnya lisensi lagu dan kontrak, menjelaskan bagaimana sistem royalti musik bekerja, dan menyadarkan para pencipta bahwa lagu bisa menjadi sumber pendapatan jangka panjang.
Kesempatan workshop ini tak luput juga pada penjelasan mengenai soal Hak Moral dan Hak Ekonomi dimana pencipta lagu berhak mendapatkan kedua hak cipta tersebut demi perlindungan atas karyanya dari pembajakan, penggunaan tanpa izin, atau pelanggaran lainnya.
Diharapkan pencipta lagu mampu memahami semua komponen dan prosedur yang harus dilakukan agar tidak terjadi adanya pelanggaran hak cipta serta dapat mengelola karya cipta lagu mereja secara profesional dan optimal.
Dibantu dengan Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) WAMI
Kehadiran WAMI pada workshop ini juga memberikan perspektif tersendiri bagi para pencipta lagu sekaligus performances yang menjadi solusi dalam menjembatani pencipta lagu, pengguna karya musik, dan suatu event festival musik. Dimana lagu yang diputar atau dibawakan di festival adalah hasil karya pencipta lagu dan/atau komposer. Secara hukum, penggunaan karya tersebut harus mendapat izin atas penggunaan lagu dari pemegang hak. Disitulah peran WAMI menjadi sangat penting, sebagai jembatan antara pencipta lagu dan penyelenggara event dalam hal perizinan dan distribusi royalti secara adil.
Bekerjasama dengan pihak Aggregator Creates.id
Bukan hanya sekedar mengedukasi tentang Hak Cipta, workshop ini juga memberikan peluang bagi para pencipta lagu untuk menuangkan karya ciptanya secara legal dengan bantuan Aggregator untuk mendistribusikan lagu kedalam platform digital streaming. Dalam hal ini, Creates.id memberikan wadah untuk pelaku musik dalam menciptakan kolaborasi antara pencipta lagu, musisi, produser, dan pengguna karya musik lewat distribusi digital dan program Cover To Master.
Dengan adanya Workshop Pencipta Lagu – Gorontalo 2025 ini, bukan hanya penting bagi para musisi, tetapi juga bagi seluruh masyarakat yang menikmati musik. Dengan memahami hak dan peran pencipta lagu, kita turut serta menciptakan ekosistem musik yang adil, berkelanjutan, dan penuh apresiasi. Sudah saatnya pencipta lagu mendapatkan tempat yang layak, baik dari segi penghargaan maupun perlindungan hukum.
